Perbedaan Tiang PJU Oktagonal vs Hexagonal: Mana Lebih Kuat?
Apa Perbedaan Bentuk Tiang Oktagonal dan Hexagonal?
Perbedaan utama antara tiang oktagonal dan hexagonal terletak pada jumlah sisi dan struktur geometrinya. Meski terlihat mirip sekilas, keduanya memiliki karakteristik teknis yang memengaruhi kekuatan, estetika, beban angin, hingga harga produksi. Berikut penjelasannya.
Apa yang membedakan bentuk segi delapan dan segi enam?
Tiang PJU oktagonal memiliki 8 sisi simetris, sedangkan tiang PJU hexagonal memiliki 6 sisi.
Perbedaan jumlah sisi ini memengaruhi:
-
stabilitas struktur,
-
kapasitas menahan beban vertikal,
-
pola distribusi beban angin,
-
tingkat kelengkungan setelah bending.
LSI yang relevan: segmented pole design, press brake bending, pelat baja SPHC, galvanis hot dip.
Tiang oktagonal umumnya dibentuk menggunakan mesin press brake dengan toleransi presisi tinggi. Sementara hexagonal juga melalui proses bending, tetapi memiliki sudut yang lebih besar dan struktur yang sedikit lebih sederhana.
Bagaimana bentuk memengaruhi kekuatan geometrik?
Dalam rekayasa struktur, semakin banyak sisi pada suatu kolom, semakin merata distribusi beban lateral yang diterima.
| Tipe Tiang | Jumlah Sisi | Kekuatan Torsi | Ketahanan Bending | Level Stabilitas |
|---|---|---|---|---|
| Oktagonal | 8 sisi | Sangat tinggi | Sangat baik | ★★★★★ |
| Hexagonal | 6 sisi | Tinggi | Baik | ★★★★☆ |
Kekuatan geometrik tiang oktagonal lebih unggul karena distribusi tekanan dari berbagai arah (multi-axial pressure) lebih merata dibanding hexagonal.
Ini sangat penting untuk PJU di:
-
jalan protokol,
-
jalan nasional,
-
area berangin,
-
area pemasangan PJU tenaga surya.
Tipe proyek yang sering memakai masing-masing model
Tiang Oktagonal — ideal untuk:
-
PJU tenaga surya (beban panel surya berat)
-
Jalan nasional
-
Jalan kota dengan lalu lintas padat
-
Proyek Dishub
-
Area terbuka dan angin kencang
-
PJU kawasan industri
Tiang Hexagonal — ideal untuk:
-
Jalan lingkungan
-
Proyek desa
-
Area dengan lampu watt kecil
-
Budget proyek yang lebih kecil
-
Area angin rendah
Secara estetika, tiang oktagonal juga tampak lebih modern dan simetris sehingga sering dipilih untuk proyek penataan kota.
Mana yang Lebih Kuat dalam Menahan Beban Angin?
Kekuatan tiang terhadap angin ditentukan oleh tiga faktor: struktur geometrinya, ketebalan pelat baja, dan diameter tiang. Tiang oktagonal secara umum unggul pada semua aspek tersebut.
Analisis torsi dan tekanan lateral
Beban angin menghasilkan torsi (puntiran) yang menyerang seluruh permukaan tiang.
Pada tiang oktagonal:
-
Beban tersebar pada 8 sisi ➜ tekanan lebih kecil per sisi.
Pada tiang hexagonal:
-
Beban tersebar pada 6 sisi ➜ tekanan per sisi lebih besar.
Hasilnya:
-
Tiang oktagonal memiliki momen puntir lebih tinggi, membuatnya lebih sulit bengkok saat diterpa angin.
Ketahanan terhadap angin tinggi (130–160 km/jam)
Untuk wilayah yang memiliki intensitas angin tinggi, seperti:
-
daerah pantai,
-
jalan terbuka panjang,
-
perbukitan,
-
area tol,
tiang oktagonal direkomendasikan karena mampu menahan tekanan angin hingga 130–160 km/jam tergantung ketebalan dan tinggi tiang.
Tiang hexagonal umumnya direkomendasikan untuk beban angin ringan hingga sedang.
Pengaruh diameter dan ketebalan pelat
Baik oktagonal maupun hexagonal memiliki standar material yang sama, yaitu pelat baja SPHC atau SS400. Namun kebutuhan ketebalannya berbeda.
Standar umum ketebalan:
| Tinggi Tiang | Oktagonal | Hexagonal |
|---|---|---|
| 6–7 meter | 2.8–3 mm | 2.5–3 mm |
| 8–9 meter | 3–3.2 mm | 2.8–3 mm |
| 10–12 meter | 3.2–4 mm | 3–3.2 mm |
Untuk diameter bawah:
-
Oktagonal lebih besar untuk stabilitas ➜ 160–220 mm
-
Hexagonal biasanya ➜ 135–180 mm
Diameter besar membuat tiang lebih kuat terhadap bending moment. Ini alasan harga oktagonal lebih tinggi, tetapi juga lebih aman untuk jangka panjang.
Kutipan Ahli
“Secara struktural, tiang oktagonal memiliki keunggulan pada distribusi tekanan angin. Semakin banyak sisi, semakin kecil beban yang diterima tiap panel permukaan. Inilah sebabnya tiang oktagonal direkomendasikan untuk area angin tinggi dan proyek besar seperti tol atau jalan nasional. Dengan ketebalan pelat yang sesuai, umur pakainya dapat mencapai 20–25 tahun.”
— Ir. Andri Suwanto, M.T., Ahli Struktur Baja
Panduan ini memberi gambaran jelas bahwa perbedaan tiang PJU oktagonal vs hexagonal bukan sekadar soal bentuk, tetapi soal kekuatan, fungsi, dan ketahanan angin yang sangat berpengaruh pada keamanan jangka panjang. Tiang oktagonal tetap menjadi pilihan paling aman, terutama untuk PJU tenaga surya dan proyek pemerintah.
Perbedaan tiang PJU oktagonal vs hexagonal bukan hanya terlihat pada bentuknya saja, tetapi juga pada cara keduanya dibuat di pabrik (fabrikasi). Proses produksi ini sangat menentukan kualitas akhir, kekuatan struktural, hingga umur pakai tiang ketika dipasang di lapangan. Untuk memahami perbedaan teknis pada proses bending, pengelasan, hingga galvanisasi, mari kita masuk ke pembahasan berikut.
Untuk pembaca yang ingin melihat kembali perbandingan lengkap antara kedua tipe tiang, Anda dapat membaca artikel pendukung berikut:
👉 [Perbedaan Tiang PJU Oktagonal vs Hexagonal: Mana Lebih Kuat]
Bagaimana Proses Fabrikasi Keduanya Berbeda?
Proses fabrikasi tiang tidak bisa disamakan antara oktagonal dan hexagonal. Perbedaan jumlah sisi, sudut lipatan, dan struktur geometriknya membuat metode pembentukan hingga finishing hasil akhirnya berbeda. Inilah yang menyebabkan harga dan kekuatan kedua tipe tiang tidak sama.
Proses Bending & Press Brake
Proses bending adalah langkah pertama dan paling kritis untuk membentuk pelat baja menjadi tiang segi delapan atau segi enam.
1. Fabrikasi Tiang Oktagonal
-
Membutuhkan mesin press brake panjang dengan akurasi tinggi
-
Pelat dibentuk menjadi delapan sisi simetris
-
Sudut bending harus presisi untuk memastikan distribusi beban merata
-
Toleransi cacat bending sangat kecil (karena berdampak pada torsi)
-
Cocok untuk material lebih tebal seperti 3–4 mm
2. Fabrikasi Tiang Hexagonal
-
Bending dilakukan sebanyak enam kali
-
Sudut bending lebih besar dibanding oktagonal
-
Toleransi cacat sedikit lebih longgar
-
Cocok untuk material 2.5–3 mm
LSI relevan: mesin press brake, presisi bending, pelat SPHC, fabrikasi pole structure.
Tiang oktagonal memerlukan lebih banyak pengerjaan, sehingga meningkatkan biaya produksi, tetapi hasilnya lebih kuat.
Perbandingan Kualitas Sambungan Las
Setelah bending, kedua tipe tiang menjalani tahap welding atau pengelasan.
Pada Tiang Oktagonal:
-
Memerlukan las penetrasi penuh (full penetration)
-
Sambungan lebih panjang karena ada 8 panel
-
Las harus simetris dan kuat menahan torsi
-
Risiko cacat lebih tinggi jika dikerjakan oleh welder tidak berpengalaman
Pada Tiang Hexagonal:
-
Sambungan lebih pendek
-
Struktur lebih sederhana
-
Lebih mudah dilas dengan mesin semi-otomatis
-
Cocok untuk produksi massal dengan anggaran terbatas
Perbedaan panjang jalur las ini secara langsung memengaruhi kekuatan. Tiang oktagonal punya sambungan yang lebih padat dan tahan puntiran.
Poin penting yang memengaruhi kualitas las:
-
Keterampilan welder
-
Jenis kawat las (MIG/SMAW)
-
Proses pre-heating
-
QC visual & NDT (jika diperlukan)
Pengaruh Galvanisasi terhadap Umur Pakai
Baik tiang oktagonal maupun hexagonal membutuhkan galvanisasi hot dip untuk mencegah karat. Namun perbedaannya terlihat pada ketebalan dan kualitas galvanis yang direkomendasikan.
Galvanisasi Tiang Oktagonal
-
Umumnya diberi coating 70–100 mikron
-
Harus dilakukan dengan metode full dip
-
Lebih tahan korosi hingga 20–25 tahun
-
Ideal untuk area pantai, lembap, dan proyek jangka panjang
Galvanisasi Tiang Hexagonal
-
Ketebalan umumnya 60–80 mikron
-
Lebih hemat namun umur pakai lebih pendek
-
Cocok untuk area non-korosif dan anggaran terbatas
Jika galvanisasi kurang sempurna, tiang rentan mengalami:
-
karat dini,
-
pengelupasan coating,
-
kelemahan struktural pada 5–7 tahun pemakaian.
Insight Tambahan dari Pengalaman Lapangan (100–150 kata)
Dalam pengalaman saya mengunjungi beberapa pabrik tiang, proses galvanisasi sering kali menjadi faktor pembeda terbesar antara produk berkualitas dan produk murah. Banyak vendor yang menekan harga dengan memangkas ketebalan galvanis atau tidak melakukan proses pencelupan penuh. Akibatnya, bagian bawah tiang cepat berkarat karena paling sering terpapar air hujan dan kelembapan. Untuk tiang oktagonal, galvanisasi tebal wajib dilakukan agar umur pakai sesuai standar 20 tahun. Sedangkan pada hexagonal, galvanisasi tipis masih dapat diterima untuk proyek beranggaran rendah. Perbedaan kecil pada ketebalan galvanis dapat mengubah umur tiang dari 20 tahun menjadi hanya 8–10 tahun. Karena itu, saya selalu menyarankan memilih vendor galvanis bersertifikat ASTM A123.
Perbandingan Umur Pakai dan Efisiensi Biaya Jangka Panjang
Selain kekuatan dan desain, faktor yang menentukan pemilihan tiang adalah durability (daya tahan) dan efisiensi biaya jangka panjang. Keduanya saling terkait dan memengaruhi total biaya proyek dalam 10–20 tahun ke depan.
Umur Pakai Oktagonal vs Hexagonal
Tiang Oktagonal
-
Umur pakai: 20–25 tahun
-
Galvanis lebih tebal
-
Struktur lebih stabil
-
Cocok untuk area angin tinggi dan beban berat
Tiang Hexagonal
-
Umur pakai: 12–17 tahun
-
Cocok untuk beban ringan
-
Lebih ekonomis untuk proyek desa atau lingkungan
-
Kurang ideal untuk PJU tenaga surya
Umur pakai menjadi aspek krusial jika proyek berada di jalur utama atau area yang membutuhkan keandalan tinggi.
Perbandingan Harga Awal
Harga awal tiang oktagonal lebih tinggi karena:
-
proses fabrikasi lebih rumit,
-
sambungan las lebih banyak,
-
kebutuhan galvanisasi lebih tebal,
-
diameter dan material lebih besar.
Namun dalam jangka panjang, harga awal yang tinggi terbayar dengan umur pakai lebih panjang.
Perhitungan Biaya per Tahun
Contoh perhitungan sederhana:
Tiang Oktagonal
Harga: Rp 3.500.000
Umur pakai: 22 tahun
Biaya per tahun: ± Rp 159.000
Tiang Hexagonal
Harga: Rp 2.400.000
Umur pakai: 14 tahun
Biaya per tahun: ± Rp 171.000
Walau hexagonal lebih murah, biaya tahunan oktagonal lebih efisien karena umur pakainya lebih panjang.
Insight Tambahan Lapangan (100–150 kata)
Pada banyak proyek pemerintah dan swasta, saya melihat tiang hexagonal sering dipilih karena harganya lebih murah. Namun dalam waktu kurang dari 10 tahun, banyak tiang sudah miring atau berkarat, terutama yang berada di sepanjang jalur angin. Ketika dihitung ulang biaya penggantian, proyek justru mengeluarkan anggaran dua kali lipat. Sementara itu, proyek yang menggunakan tiang oktagonal sangat jarang mengalami masalah besar. Hal ini membuktikan bahwa biaya awal bukan satu-satunya pertimbangan. Dalam perspektif engineering, stabilitas dan umur pakai jauh lebih penting, terutama untuk proyek kota, kawasan industri, dan jalan protokol.
Butuh rekomendasi tipe tiang untuk proyek Anda? Klik WA untuk konsultasi gratis.
Dengan memahami seluruh aspek ini, pembaca dapat menentukan pilihan yang paling tepat sesuai kebutuhan proyek, sehingga tidak sekadar membeli berdasarkan harga tetapi juga melihat kekuatan, fungsi, dan estetika perbedaan tiang PJU oktagonal vs hexagonal.
Perbedaan tiang PJU oktagonal vs hexagonal menjadi semakin relevan ketika kita berbicara tentang kebutuhan proyek di lapangan. Tidak semua area membutuhkan tiang dengan kekuatan maksimum, tetapi ada pula lokasi-lokasi yang membutuhkan tiang dengan spesifikasi tinggi agar aman dari beban angin, beban lampu, dan beban panel surya. Pada lanjutan artikel ini, kita akan membahas kapan menggunakan tiang oktagonal atau hexagonal, bagaimana perbedaan harganya, hingga cara memilih vendor yang tepat.
Untuk panduan lengkap pembuatan tiang dari proses bending hingga galvanisasi, Anda bisa membaca artikel pendukung berikut:
👉 https://tokolistriktenagasurya.com/pembuatan-tiang-pju-oktagonal/
Kapan Sebaiknya Menggunakan Tiang Oktagonal atau Hexagonal?
Pemilihan tiang PJU tidak bisa dilakukan sembarangan. Setiap lokasi dan jenis proyek membutuhkan karakteristik tiang yang berbeda. Faktor seperti beban angin, beban lampu, jumlah kendaraan, hingga kondisi tanah memengaruhi keputusan pemilihan tipe tiang.
Berikut panduan lengkapnya.
Proyek Jalan Utama & Jalan Nasional
Untuk jalan besar seperti jalan provinsi, jalan nasional, jalan tol, atau jalan kota dengan lalu lintas padat, beban angin yang diterima tiang jauh lebih besar karena area terbuka.
Rekomendasi:
-
Tiang Oktagonal karena:
-
Mampu menahan angin hingga 130–160 km/jam
-
Diameter bawah lebih besar (160–220 mm)
-
Ketebalan pelat lebih tebal (3.2–4 mm)
-
Lebih stabil untuk lampu watt besar
-
Ideal untuk PJU tenaga surya
-
Pada proyek besar, usia pakai 20–25 tahun menjadi faktor ekonomis penting yang hanya dapat dipenuhi oleh tiang oktagonal.
Proyek Desa / Lingkungan
Untuk area perumahan, jalan lingkungan kecil, proyek desa, atau taman kota, kebutuhan tiang tidak sebesar pada jalan nasional.
Rekomendasi:
-
Tiang Hexagonal biasanya lebih hemat dan cukup aman jika daerah tidak berangin tinggi.
-
Cocok untuk lampu 20–60 watt.
-
Ketebalan pelat 2.5–3 mm sudah memadai.
LSI relevan: tiang lingkungan, tiang PJU desa, beban ringan, anggaran terbatas.
PJU Tenaga Surya vs PJU PLN
PJU Tenaga Surya
PJU tenaga surya memiliki beban tambahan berupa:
-
panel surya (5–12 kg),
-
bracket panel,
-
baterai (jika model all in one),
-
armatur LED besar.
Rekomendasi:
-
Tiang Oktagonal paling aman.
-
Bentuk segi delapan meningkatkan stabilitas terhadap torsi.
PJU PLN
Beban lebih ringan, hanya armatur LED dan kabel.
Rekomendasi:
-
Hexagonal cukup di area tanpa angin kencang.
-
Oktagonal untuk proyek premium atau area berisiko.
Area Berangin Kencang vs Area Datar
Lokasi dengan intensitas angin tinggi seperti:
-
pesisir pantai,
-
area terbuka tanpa penghalang,
-
dataran tinggi,
-
jalan tol,
-
lahan kosong terbuka,
membutuhkan tiang dengan kekuatan lebih besar.
Rekomendasi:
-
Tiang Oktagonal memberikan distribusi tekanan yang lebih merata.
Untuk area datar atau pemukiman:
-
Hexagonal dapat digunakan untuk efisiensi budget.
Checklist Cepat: Pilih Tiang Oktagonal atau Hexagonal Jika…
Pilih Tiang Oktagonal Jika:
-
Proyek berada di jalan besar / nasional
-
Beban angin tinggi
-
Menggunakan PJU tenaga surya
-
Beban lampu tinggi (80–150 watt)
-
Umur pakai > 20 tahun
-
Lokasi dekat pantai atau industri
-
Proyek pemerintah skala menengah–besar
Pilih Tiang Hexagonal Jika:
-
Proyek jalan desa atau lingkungan
-
Angin tidak terlalu kencang
-
Beban lampu kecil (20–50 watt)
-
Anggaran terbatas
-
PJU PLN tanpa panel surya
Berapa Perbedaan Harga antara Oktagonal dan Hexagonal?
Perbedaan harga kedua model tiang tidak hanya ditentukan oleh bentuk, tetapi juga ketebalan pelat, diameter bawah, panjang tiang, dan standar galvanisasi. Berikut gambaran lengkap kondisi pasar tahun 2025.
Untuk daftar lengkap harga, Anda bisa merujuk ke:
👉 Berapa Harga Tiang PJU Oktagonal 6–12 Meter? Daftar Lengkap 2025
Kisaran Harga 6–12 Meter Kedua Model (Pasar 2025)
Tiang Oktagonal
| Tinggi | Harga |
|---|---|
| 6 meter | Rp 3.7 – 5.2 juta |
| 7 meter | Rp 4.2 – 5.9 juta |
| 8 meter | Rp 4.7 – 6.4 juta |
| 9 meter | Rp 4.1 – 7.8 juta |
| 10–12 meter | Rp 5.2 – 7.8 juta |
Tiang Hexagonal
| Tinggi | Harga |
|---|---|
| 6 meter | Rp 2.4 – 4.8 juta |
| 7 meter | Rp 3.8 – 5.3 juta |
| 8 meter | Rp 4.1 – 5.6 juta |
| 9 meter | Rp 4.5 – 6.0 juta |
| 10–12 meter | Rp 4.5 – 7.0 juta |
Faktor Pembentuk Perbedaan Harga
1. Material dan Ketebalan Pelat
-
Oktagonal menggunakan 3–4 mm
-
Hexagonal 2.5–3 mm
➜ Material lebih tebal = harga lebih tinggi
2. Diameter Bawah & Tinggi Tiang
Oktagonal memiliki diameter lebih besar untuk stabilitas.
3. Proses Bending
Oktagonal membutuhkan bending lebih presisi (8 lipatan).
4. Biaya Galvanis
Coating oktagonal lebih tebal untuk menahan korosi.
5. Kebutuhan Beban Lampu dan Panel Surya
Oktagonal cocok untuk beban berat (panel surya dan lampu high-power).
Perbedaan Biaya Galvanis
| Model | Ketebalan Galvanis | Umur Pakai |
|---|---|---|
| Oktagonal | 70–100 µm | 20–25 tahun |
| Hexagonal | 60–80 µm | 12–17 tahun |
Contoh Estimasi Biaya Proyek
Proyek 20 Titik PJU (9 Meter)
-
Oktagonal: Rp 3.5 juta × 20 = Rp 170 juta
-
Hexagonal: Rp 2.8 juta × 20 = Rp 256 juta
Selisih Rp 14 juta, tetapi umur pakai oktagonal jauh lebih panjang sehingga lebih hemat jangka panjang.
Bagaimana Memilih Vendor PJU untuk Kedua Model Tiang?
Pemilihan vendor berperan besar dalam memastikan kualitas tiang sesuai standar. Harga murah seringkali menutupi material tipis dan galvanis pendek.
Risiko Vendor Non-Standar
-
Pelat lebih tipis dari spesifikasi
-
Galvanis tidak full dip
-
Struktur cepat berkarat
-
Sambungan las tidak kuat
-
Umur pakai jauh di bawah 10 tahun
Vendor non-standar biasanya menawarkan harga di bawah harga pasar.
Legalitas & Sertifikasi
Pastikan vendor memiliki:
-
NIB (Nomor Induk Berusaha)
-
Izin industri
-
Sertifikat galvanis ASTM A123
-
Material Test Certificate (MTC)
-
Sertifikat uji beban angin (jika proyek besar)
Standar SNI dan ASTM A123
Kedua standar ini memastikan:
-
ketebalan pelat sesuai
-
las berkualitas
-
galvanisasi anti karat
-
umur pakai minimal 15–20 tahun
Cara Verifikasi Kualitas Pabrik
-
Kunjungan langsung ke workshop
-
Minta laporan QC
-
Minta foto proses bending & galvanis
-
Periksa ketebalan pelat dengan ultrasonic gauge
-
Cek diameter baseplate & handhole
Kutipan Ahli:
“Dalam pemilihan vendor tiang PJU, bukan hanya harga yang perlu diperhatikan, tetapi juga kejelasan spesifikasi teknis. Banyak vendor menawarkan harga murah, tetapi menyembunyikan pelat tipis atau galvanis dangkal. Jika proyek ingin bertahan 20 tahun, maka verifikasi teknis adalah wajib.”
— Ir. Hendro Santoso, Konsultan Struktur Baja
Hubungi kami untuk daftar harga lengkap dan contoh spesifikasi teknis.
Dengan memahami seluruh penjelasan ini, Anda dapat menentukan pilihan terbaik dalam memilih tiang dan vendor yang sesuai kebutuhan proyek, serta memastikan keamanan jangka panjang instalasi perbedaan tiang PJU oktagonal vs hexagonal.
Tokolistriktenagasurya.com – Distributor Panel Surya, PJU Solar Cell, LiFePO4 & Pompa Air Surya Lorentz Solusi Energi Terbarukan Terlengkap: PJU Tenaga Surya, Pompa Lorentz, Tiang PJU & Panel Surya Bergaransi Resmi

Pingback: Standar SNI Tiang PJU: Ketebalan & Beban Angin Terlengkap